Updating Results

Sayurbox

  • 100 - 500 employees

Muhammad Garebaldhie

"Sejak internship si Sayurbox aku jadi lebih baik dalam me-manage waktu"

Perkenalkan dirimu, latar belakang, dan pekerjaanmu sekarang 

Hai! Perkenalkan, aku Muhammad Garebaldhie, mahasiswa semester 4 jurusan Ilmu Komputer, Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat ini aku sedang intern di Sayurbox sebagai Software Development Engineer dan sudah berlangsung selama 4 bulan.

Apa pertimbanganmu saat apply dan bagaimana proses seleksi untuk posisi Software Development Engineer Intern di Sayurbox?

Semuanya berawal ketika kuliah yang semula online menjadi offline. Saat masih online, aku bisa santai kuliah dari rumah walaupun lokasiku jauh dari kampus. Ketika ITB memutuskan untuk kembali kuliah offline di semester 3 dan semester 4 ini, aku jadi memikirkan kebutuhan finansial. Akhirnya aku tanya teman-teman, ada nggak sih cara supaya bisa punya penghasilan sambil kuliah? Kebetulan, salah satu temanku ada yang intern di Sayurbox sebagai Software Development Engineer. Dia berbaik hati dengan merekomendasikan aku untuk mengisi posisi yang sama. Jadi bisa dibilang aku mendapatkan opportunity dari koneksiku.

Walaupun udah direkomendasikan oleh temanku, aku tetap harus mengikuti seleksi. Prosesnya lumayan lama, sekitar 2 bulan. Pertama, aku mengirimkan CV untuk di-screening. Lalu aku dihubungi HR via WhatsApp (WA) dan diberi assessment berupa 2 soal coding dari Hacker Rank dan 3 tes kepribadian. Setelah lolos, tahap selanjutnya adalah Interview HR. Di tahap ini isinya lebih ke ngobrol-ngobrol tentang seperti apa pekerjaan yang aku inginkan, apa saja kelebihan dan kekuranganku, dan sebagainya. Setelah tahap ini sebenarnya aku sempat ditolak dan baru dihubungi lagi beberapa waktu kemudian untuk set up User Interview 1 dan User Interview 2, yang dua-duanya berupa live coding test. Soal-soalnya kebanyakan mengenai competitive programming. Kalau udah terbiasa belajar struktur data, pasti nggak akan kesulitan. Untuk platform-nya, biasanya aku menggunakan Visual Studio Code (VS Code), tapi untuk Coding Interview kayak gini, kebanyakan perusahaan memiliki platform sendiri, mungkin menggunakan Google Docs atau yang lainnya. Jadi kita emang harus well-prepared, se-enggak-nya kita udah harus tau mau ngapain.

Bagaimana pengalamanmu selama bekerja sebagai Software Development Engineer Intern di Sayurbox dan apa tugas utamamu?

Di sini sistem kerjanya full-time 9 to 6, walaupun aku bisa bekerja di luar waktu yang sudah ditentukan karena sambil kuliah. Nah, jadwal kuliahku kan mulai dari jam 1 sampai jam 6, jadi biasanya di jam kerja aku hanya standby karena aku ingin benar-benar menggunakan waktu kuliah untuk kuliah. Malam setelah kuliah atau saat libur, baru aku menyelesaikan task-task yang diberikan.

Saat masuk, aku onboarding dulu, terus langsung diberi task dan harus mempelajari codebase-nya sendiri. Awalnya aku mengambil posisi as a Front-End, tugasnya mulai dari nge-bug fix, ngebenerin button dari satu part kecil menjadi komponen, serta ngurusin page seperti loyalty page dan account page. Setelah 3 bulan, aku ingin mencoba explore bidang lain dan diperbolehkan. Sekarang aku sedang mencoba posisi Back-End. Tugasnya nge-bug fix juga dan ngebenerin API, jadi mostly aku “mainannya” Postman atau Jenkins. Menurutku Back-End itu lebih abstrak. Kalau di Front-End itu bisa terlihat jelas apa yang kita buat, jadi setelah mencoba, ternyata aku lebih comfortable di Front-End. Tapi aku tetap enjoy sih, karena aku emang pengen mencari tantangan baru supaya bisa mendapatkan lebih banyak ilmu.

Setiap hari aku diberi tiket berupa task. Setiap selesai mengerjakan task, aku bakal open for request untuk minta di-review. Di situ nanti, orang-orang bakal comment di mana letak kekurangannya dan apa saja yang harus aku perbaiki. Aku juga bisa comment code orang lain. Jadi selain belajar buat me-manage code-ku sendiri, aku belajar me-review code orang lain dan memberi masukan, walaupun posisi mereka sudah Senior Engineer atau posisi-posisi lain di atasku.

Sejak internship si Sayurbox aku jadi lebih baik dalam me-manage waktu, karena tugas kuliah banyak, task di sini juga banyak. Terus aku jadi bisa menambah koneksi dan mengenal banyak orang baru yang keren-keren.

Apa tantangan spesifik/proyek yang pernah kamu hadapi?

Saat baru masuk, aku dapat 1 task untuk seminggu dan nggak kelar-kelar karena aku nggak bisa mengerjakannya. Aku udah tanya sana-sini tapi tetap gagal. Aku panik banget dan merasa nggak bertanggungjawab. Ternyata masalahnya ada di laptopku yang sistemnya nggak compatible. Akhirnya aku ke kantor Sayurbox di Jakarta dan dipinjami MacBook. Setelah itu, trouble-trouble yang sebelumnya aku temui langsung solved.

Sekarang ini juga jadi tantangan buat aku karena aku udah seminggu di posisi Back-End, tapi kadang aku masih sering bingung. Aku sebenarnya takut, tapi mereka selalu meyakinkan kalau nggak apa-apa.

Menurutmu, apa saja hal yang kamu sukai dan kurang sukai sebagai Software Development Engineer Intern di Sayurbox?

Sebelum apply, aku sempat bertanya pada teman-temanku tentang pengalaman intern mereka di Sayurbox. Mereka cerita kalau kerjanya cukup santai, walaupun sambil kuliah. Setelah aku coba sendiri, ternyata workload di Sayurbox memang sangat masuk akal dan reasonable. Mereka baik banget ke anak intern. Kalau misalkan ada tugas atau mau ujian, mereka mengizinkan untuk fokus ke urusan kuliah dulu.

Terus, di sini orang-orangnya suportif banget. Kalau aku ada kesulitan, mereka selalu ngeyakinin kalau itu nggak apa-apa dan bakal langsung set up peer one on one. Waktu aku ada masalah di minggu pertama juga, aku langsung SKSD aja haha, dan mereka welcome. Seru banget, walaupun ada rasa deg-degan juga.

Bagaimana gaji Software Development Engineer Intern di Sayurbox?

Uang sakunya sekitar 5 juta sebulan. Selain itu aku juga dapat goodies berupa merchandise Sayurbox seperti kaos, jaket, masker, dan tote bag.

Apa saran untuk para Fresh Grad/Mahasiswa yang ingin apply sebagai Software Development Engineer Intern di Sayurbox?

Pertama, belajar membuat CV yang bagus supaya recruiter nggak merasa buang-buang waktu dengan membaca CV kita. Salah satu caranya bisa dengan bold poin-poin penting dan menarik. Kalau udah punya CV yang bagus, coba apply ke banyak perusahaan. Sebelum apply, pertimbangkan posisi dan perusahaan yang kamu pilih. Kalau memilih intern di start-up, biasanya workload-nya lumayan besar karena mereka masih berusaha build app-nya. Dengan kondisi seperti itu, pertimbangkan apakah kamu mau memilih paid atau unpaid internship. Banyak yang memilih unpaid internship karena lebih mudah diterima. Padahal begitu masuk, workload-nya sangat berat dan jadi kewalahan. Kalau udah yakin, sesuaikan isi CV dengan requirement posisi yang dibutuhkan. Jangan takut ditolak, ya! Ditolak itu wajar banget, kok.

Kedua, perluas koneksi karena kadang-kadang proses recruitment bisa jadi lebih mudah. Kita jadi bisa dapat informasi job opportunity duluan dan bisa direkomendasikan ke HR, seperti saat aku apply di Sayurbox ini.

Ketiga, kita harus suka dengan apa yang kita kerjakan, bukan hanya karena gajinya besar. Apalagi intern sambil kuliah itu punya tantangan tersendiri. Jadi, kalau menjalaninya nggak enjoy malah bisa stres.

Terakhir, as an engineer, tentu harus banyak belajar coding, cara kerja struktur data, dan problem solving. Saat coding assessment, problem solving skill paling diutamakan. Kita bisa saja mendapatkan soal baru yang belum pernah kita temui sebelumnya dan mungkin agak susah, tapi selama punya problem solving dan communication skill, kita akan mampu menulis kode yang baik agar mudah dikomunikasikan. Percuma kalau kita cuma jago ngoding, tapi nggak bisa mengkomunikasikannya.

 

Apply to Intern Jobs - Prosple

Share cerita pengalamanmu bekerja ke temanmu, yuk! Kamu juga bisa berbagi pengalaman kamu bekerja di perusahaan via link ini. Selain itu, kamu juga bisa apply ke lowongan kerja yang tersedia disini.